Pengaruh Pemberian Oksigen Melalui Masker Sederhana Dan Posisi Kepala 30º Terhadap Perubahan Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang Di RSUD
DOI:
https://doi.org/10.35747/hmj.v1i1.909Keywords:
Cedera Kepala Sedang, Masker Oksigen Sederhana, Posisi Kepala 30°, Tingkat Kesadaran GCSAbstract
Cedera kepala adalah cedera mekanik baik secara langsung atau tidak langsung yang mengenai kepala mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak, dan kerusakan jaringan otak, serta gangguan neurologis. Metode dasar dalam melakukan proteksi otak pada pasien cedera kepala adalah dengan membebaskan jalan nafas dan oksigenasi yang adekuat. Pemberian oksigen melalui masker sederhana dan posisi kepala 30° merupakan tindakan yang tepat pada klasifikasi cedera kepala sedang untuk melancarkan perfusi oksigen ke serebral sehingga membantu peningkatan status kesadaran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui GCS sebelum dan sesudah pemberian oksigen melalui masker sederhana dan posisi kepala 30° serta menganalisis pengaruh pemberian oksigen melalui masker sederhana dan posisi kepala 30° terhadap perubahan tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala sedang. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Experimental dengan 30 responden. Uji yang digunakan adalah Wilcoxon Test. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh pemberian oksigen masker sederhana dan posisi kepala 30° terhadap perubahan tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala sedang. GCS nilai rata-rata sebelum adalah 17,92 dan GCS nilai rata-rata sesudah 14,09 dengan nilai p 0,009. Penelitian ini bersifat aplikatif sehingga perlu direflikasi dan dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan gawat darurat dan monitoring.
References
Anne, et. Al.(2005). Head Down; Flat Positioning
Improves Blood Flow Velocity in Acut
Ischemic Stroke. Journal of American
Academy of Neurology.
Black.J.M & Hawks. J. H. (2009). Medical-Surgical Nursing : Clinical Management For Positive Outcome. (7 th edition), St Louis, Elsivier Saunders.
Christopher B, Karl L, Berk O, Andreas W, and Oliver W. (2012). Brain Tissue Oxygen Monitoring and Hyperoxic Treatment in Patients with Traumatic Brain Injury. In: Journal of Neurotrauma. Mary Ann Liebert; 2012.p.2109-23.
Nasution. E.S.(2010). Karakteristik Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas.
http://repository.usu.ac.id/bitstream, diakses tanggal 20 Juni 2011.
Noor Khalilati. (2014). Efektivitas Pemberian Oksigen Melalui Masker Biasa
Dibandingkan Dengan Nasal Kanul Dengan Mengukur Saturasi Oksigen (SpO2) Pada Pasien Cedera Kepala Ringan Dan Sedang Di Ruang IGD RSUD Ulin Banjarmasin. Tesis.
Patria. (2012). Aplikasi Klinis Terapi Oksigen. EGC. Jakarta.
Potter dan Perry.(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran.EGC. Jakarta.
Ricard, et.al.(2010). Journal assessing the Neurological Status of Patients with Head Injuries.
Sastrodiningrat AG.(2006). Memahami fakta-fakta pada perdarahan subdural akut. Majalah Kedokteran Nusantara.
Simon M, Andrew B, Mark CB. (2006). Intensive Care, 2nd ed, Elsievier Churcill Livingstone.
Sulistyo Andarmoyo. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi). Konsep, Proses dan Praktik Keperawatan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Summers,et.al.(2009).Comprehensive overview of Nursing and Interdisciplinary Care of Acute Ischemic Stroke Patient. A Scientific Statement From the American Heart Association. http://stroke.ahajournal.org/content/40/8/2911.full.Diakses pada 26 Agustus 2014