IDENTIFIKASI KONDISI TERMAL PADA BANGUNAN TRADISIONAL STUDI KASUS : RUMAH BUBUNGAN TINGGI DI MARTAPURA
DOI:
https://doi.org/10.35747/jaml.v1i1.789Keywords:
bangunan tradisional, bubungan tinggi, temperatur efektif, kondisi termalAbstract
Di Indonesia pembahasan mengenai termal merupakan hal yang umum dibahas, hal ini terkait dengan kondisi iklim di Indonesia yang dominan panas dan lembab. Berbagai cara dilakukan agar masyarakat dapat berkegiatan dengan nyaman secara termal selama di dalam bangunan, yang paling sering digunakan adalah sistem penghawaan buatan yang paling banyak menggunakan energi. Rumah Bubungan Tinggi merupakan salah satu bangunan tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Walaupun saat ini sudah semakin berkurang keberadaannya, masih terdapat di beberapa lokasi, seperti di Teluk Selong Kabupaten Martapura. Dari bangunan tradisional yang masih ada, bisa kita uji kondisi termalnya untuk mengidentifikasi kondisi termal pada bangunan Rumah Bubungan Tinggi. Penelitian dilakukan dengan mendapatkan data termal seperti suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin di dalam dan luar bangunan. Selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan temperatur efektif (TE). Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi termal di dalam Bangunan Rumah Bubungan Tinggi tidak termasuk nyaman menurut skala webb.
References
Aqli, W. (2011). Anatomi bubungan tinggi sebagai rumah tradisional utama dalam kelompok rumah banjar. Nalars, 10(1), 71–82. Retrieved from https://jurnal.umj.ac.id/index.php/nalars/article/view/596/557
Kusumawardani, N., Thojib, J., & Martiningrum, I. (2015). Sistem Ventilasi Alami sebagai Dasar Perancangan JFC Center di Kabupaten Jember. Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur, 3(1). Retrieved from http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index. php/jma/article/view/75/75
Mora, R., & Bean, R. (2018). Thermal comfort: Designing for people. ASHRAE Journal, 60(2), 40–46. https://doi.org/10.1021/am506771e
Muchamad, Bani Noor; Aufa, N. (2008). Rekonstruksi Tipologi Ruang Dan Bentuk Istana Kerajanan Banjar Di Kalimantan Selatan. Dimensi (Journal Architecture and Built Environment, 36(2), 115–126. Retrieved from http://eprints.unlam.ac.id/387/1/1_PETRA.pdf.no security.pdf
Santoso, E. I. (2012). KENYAMANAN TERMAL INDOOR PADA BANGUNAN DI DAERAH BERIKLIM TROPIS LEMBAB. Indonesian Green Technology Journal, 1(1), 13–19. Retrieved from http://igtj.ub.ac.id/index.php/igtj/article/download/114/106